Pilkada Rawan Konflik, Tanda Demokrasi Toxic

by | Sep 23, 2024 | Gaya Hidup

Artikel ini ditulis oleh : Rayhana Radhwa

Penjabat Walikota Bekasi, Raden Gani Muhammad, mengimbau agar kampanye tidak diadakan saat car free day (CFD) untuk menjaga kelancaran Pilkada. Menggunakan area CFD untuk kampanye dianggap melanggar aturan yang tercantum dalam Peraturan Wali Kota. Gani juga mengingatkan agar reklame yang dikelola pemerintah tidak berpihak pada salah satu calon (sumber: rri.co.id, inijabar.com). Polres Metro Bekasi Kota telah memetakan tiga kecamatan rawan konflik selama Pilkada, yakni Bekasi Timur, Utara, dan Selatan. Kapolres Kombes Pol Dani Hamdani menekankan bahwa potensi konflik tidak hanya muncul saat pemungutan suara tetapi juga saat penghitungan suara (sumber: radarbekasi.id).

Provinsi Jawa Barat termasuk wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi dalam Pilkada Serentak 2024, sesuai dengan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP). Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja, menyatakan bahwa potensi konflik dalam Pilkada 2024 lebih besar dibandingkan Pilpres karena persaingan antar calon yang ketat di berbagai daerah (Tempo.co). Aziz (2019) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa Pilkada langsung menimbulkan berbagai masalah seperti biaya politik yang tinggi, konflik sosial, dan intervensi terhadap pemilih yang cenderung pragmatis. Hikmat (2014) juga menyoroti kelemahan dalam Pilkada langsung, seperti daftar pemilih yang tidak jelas, kurangnya pengawasan, dan sosialisasi yang tidak efektif.

Momen ini dianggap tepat untuk mengevaluasi sistem Pilkada dalam demokrasi. Pertama, kekuatan uang dan kekuasaan sering mempengaruhi suara rakyat melalui program pemerintah, seperti bansos. Kedua, dalam demokrasi, visi ideologis sering kali diabaikan. Koalisi antarpartai dibentuk hanya demi kekuasaan, tanpa memperhatikan perbedaan ideologi. Ketiga, figur populer pun sulit maju jika tidak didukung oleh partai besar, sehingga rakyat sering kali tidak dapat memilih calon yang diinginkan.

Masalah dalam Pilkada tidak hanya teknis, tetapi juga filosofis, karena demokrasi berakar dari konsep pemerintahan yang dipimpin oleh manusia, yang cenderung memiliki kelemahan dan kepentingan pribadi. Berbeda dengan demokrasi, sistem pemerintahan Islam berdasarkan Al-Quran dan As-Sunah memberikan panduan untuk semua aspek kehidupan. Dalam sistem ini, pemimpin atau Amirul Mukminin diangkat untuk menjalankan hukum Islam dengan tetap diawasi melalui mekanisme muhasabah, yang memungkinkan rakyat dan lembaga berwenang mengoreksi kebijakan pemimpin.

Dalam pemilihan kepala daerah, Amirul Mukminin memiliki wewenang untuk menentukan siapa yang layak memimpin. Namun, ia harus mendengarkan suara rakyat dan berkonsultasi dengan para ahli serta Majelis Wilayah agar keputusan yang diambil sesuai dengan keinginan rakyat.

Artikel Lainnya

Jun 24 2024

Menuntut Ilmu

Apabila kita memperhatikan isi Al-Qur’an dan Al-Hadist, maka terdapatlah beberapa suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik...
Dec 15 2024

Bermanfaat Bagi Orang Lain

Oleh : Yova Meiliza Manusia adalah mahluk sosial yang selalu berhubungan dengan orang lain dan tidak bisa sendiri. Dalam perjalanan hidup...
May 13 2025

NARKOBA MAKIN BEBAS, NEGARA LALAI

Oleh : Kartini Rosmalah (Dosen Ilmu Komunikasi) Bekasi darurat, remaja berstatus mahasiswa ditangkap polisi gara-gara ditemukan ganja di...
Jul 15 2025

Maraknya Bangunan Liar, Dimana Negara?

Oleh : Irta Roshita (Aktivis Muslimah Bekasi) Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir di setiap wilayah kota banyak terdapat bangunan liar...
Oct 28 2024

Kota Kaya Bukan Pangkal Sejahtera

Oleh: Rayhana Radhwa (Ibu Rumah Tangga tinggal di Kota Bekasi) Masyarakat Kota Bekasi menerima kabar gembira Kota Patriot didapuk dengan...
Sep 05 2025

80 Tahun Kemerdekaan, Kesejahteraan Rakyat Dipertanyakan

oleh : Irta Roshita (Aktivis Muslimah Bekasi) Ibarat manusia usia 80 tahun adalah usia yang sudah lanjut dan pastinya sudah banyak...
Sep 05 2025

Reportase MTR Kamila : Mewujudkan Kemerdekaan Hakiki

Indonesia benarkah sudah merdeka? Pertanyaan sederhana dari ustadzah Irta Roshita sebagai narasumber di Majelis Taklim Kamila, Ahad, 24...
Feb 10 2025

Lupa Bersyukur

Oleh : Yova Meiliza Bersyukur itu mudah tapi tidak semua orang bisa melakukannya. Lihatlah, kita punya motor yang bisa membawa kita pergi...
Apr 15 2025

Swasembada Daging, Kapankah Terwujud?

Oleh : Kartini Rosmalah Wabah PMK (penyakit mulut dan kuku) pada hewan ternak mengancam populasi sapi potong di Kabupaten Bekasi yang...
Jun 12 2025

Kemiskinan Sekedar Angka? (Refleksi Standar BPS dan Bank Dunia)

oleh : Rayhana Radhwa (Narasumber Majelis Taklim Kamila) Bank Dunia merilis laporan bahwa penduduk miskin Indonesia mencapai 171,8 juta...
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments