
Oleh : Irta Roshita (Aktivis Dakwah)
Bukan hanya rumah yang di pagar, ternyata lautan yang begitu luasnya juga di pagari oleh oknum-oknum yang tidak betanggung jawab.
Laut yang besar dan luas Allah ciptakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, agar seluruh makhluk Allah tidak hanya manusia bisa hidup dan memanfaatkannya. Pengaturan terhadap perairan laut haruslah negara yang mengatur dan mengelolanya untuk bisa dimanfaatkan dan dirasakan keradaannya.
Ramainya kasus pagar laut yang tidak ada henti-hentinya untuk dibahasn, walaupun saat ini entah lenyap kemana hasil keputusannya, berujung menetapkan 9 tersangka dalam kasus pemalsuaan dokumen sertifikat hak milik (SHM) di Desa Segerajaya, Tarumajaya.
Modus yang mereka lakukan dgn mnjual sebidang tanah dilaut dengan surat-surat dokumen palsu. Beberapa pihak menyebutkan para tersangka menjaminkan sertifikat palsu itu ke bank, bahkan keuntungan yang mereka peroleh bisa mencapai milyaran rupiah, dalam kasus ini masih dalm proses penyelidikan.
Sudah selayaknya suatu negara yang besar membutuhkan pemimpin yang berani dan dekat dengan rakyat , faham hati rakyat, tahu kebutuhan rakyat, ini yang disampaikan presiden Jokowi dalam acara puncak Musra Relawan, di istora senayan Jakarta, detik.com Ahad (14-5-2025)
Penyalagunaan Wewenang
Negara yang menggunakan sistem demokrasi akan menghasilkan kerusakan yang terus menerus. Penguasa menjadikan kekuasaan melegalisasi hukum demi kepentingan pribadi atau golongan .
Hal kecil dalam sistem demokrasi abuse of power adalah tindakan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh orang-orang tertentu. Jabatan dan kekuasaan memiliki keterkaitan, seseorang yang memiliki jabatan ia akan memiliki wewenang atau kekuasaan tertentu. Dalam sistem demokrasi penyalagunaan wewenang atau kekuasan seringkali terjadi. Dari tingkat atas hingga tinggat bawah, meski telah berganti wajah kepemimpinan atau rezim tetap tidak pernah hilang dn selalu ada dalam rezim ini.
Karakter buruk, ambisi yang berlebihan ataupun keserakahan tergambar dalam sistem demokrasi, tekanan politik atau kepentingan bisnis menjadi salah satu penyebab penyalahgunaan wewenang. Kekuasaan yang lepas kontrol tidak dapat dikendalikan membuat pejabat publik tidak kuat menahan keinginan untuk memperoleh kekuasaan, alhasil banyak yang menyalahgunakan wewenang. Para pejabat bertindak bebas sesuka hati, mereka memiliki wewenang yg tidak terbatas.
Lemahnya penegak hukum bagi para penyalahgunaan wewenang , mengakibatkan semakin menjamurnya prilaku ini. Hukum cenderung tajam kebawah dn tumpul keatas, rakyat biasa melakukan kesalahan kecil hukumannya berat dan lama, namun jika pejabat publik/penguasa melakukan kesalahan hukumanya ringan.
Kehidupan kapitakistik membawa individu bergaya hidup mewah, kebutuhan hidup yang tinggi, pengeluaran lebih besar drpd pemasukan, akhirnya banyak pejabat yang menyalahgunakan wewenang untuk meraup kebutuhan materi bagi dirinya sendiri hingga tampaklah moral buruk seperti korupsi. Halal dan haram tidak menjadi standard dalam beramal. Sistem sekukerisme menjadikan setiap individu tidak takut kepada Allah, mereka memgikuti nafsu syahwat dunia saja.
Pemimpin Amanah
Dalam islam jabatan adalah amanah, siapapun yang memegang amanah kepemimpinan akan dimintai pertanggung jawabannya kelak diakhirat.
Seperti dalam sabda Rasulluloh SAW :
“Imam adalaj Ra’in (pengembala) dan ia bertanggung jawab terhdap rakyatnya”
Seorang pemimpin berkewajiban untuk memgayomi, mengawal dan mendampingi rakyatnya. Seorang pemimpin dalam islam digambarkan sebagai perisai, yakni yang akan mencegah musuh menyerang dan akan menjaga manusia dari kehancuran dan akan menjaga kemurniaan islam.
Pemimpin memliki 2 kriteria yakni kekuatan (al-quwwah ) dan amanah (al-amanah), al quwwah artinya memiliki kapabilitas dalam semua urusan. Adapun amanah digambarkan pada takut kepda Allah SWT, tidak menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang murah dan tidak takut kepada manusia. Pemimpin dalam islam memiliki landasan keimanan dan aqidah, serta akan siap melaksankan setiap kebijakan sesuai hukum syara.
Jabatan sebagai amanah, dia tidak akan berkhianat , dia akan mengurusi urusan kaum muslim baik urusan agama maupun dunia , jika dia berkhianat maka dia telah melakukan dosa besar dan akan dijauhkan dari surga .
“Tidak seorang hambapun yang diserahi Allah untuk memelihara urusan rakya, lalu ia tidak melingkupi rakyat dengan nasehat (kebaikan), kecuali dia tidak akan mencium bau surga”
Oleh karena itu seharusnya kita khawatir kepda pemimpin-pemimpin negeri saat ini yang tidak takut akan amanah kepemimpinan.
“Kalian begitu hasrat atas kekuasaan, sedangkan kekuasaan itu pada hari kiamat kelak bisa berubah menjadi penyesalan dan kerugian.”
Orang sekarang banyak sekali yang nafsu dgn jabatan dn kekuasaan, mereka tidak peduli jika jabatan dan kekuasaan akan merubah menjdi penyesalan dan kerugian bagi mereka saat kiamat.
Naudzubilah min zalik
Wallahu a’lam bishowab